Jumat, 29 Mei 2009

SANGGUPKAH AKU MENJAWAB ???

SUNGGUH saat itu akan datang sebagaimana telah sering aku saksikan ia mendatangi orang lain, teman-temanku, tetanggaku, bahkan orang tua atau kerabatku.

Sungguh, saat itu tak mungkin kuduga sebagaimana juga mereka tak pernah menduga didatangi oleh nya. Sungguh dia akan menjemput aku pergi ke tempat yang tak mampu aku bayangkan, tempat yang tak pernah kembali lagi mereka yang pergi ke sana, tempat yang di sana aku akan dihadapkan dengan pertanyaan.

Sungguh, semua itu benar adanya. Tak ada alasan bagi ku untuk tidak percaya hal itu bakal terjadi, sebagaimana tak ada alasan bagi ku untuk mengingkari adanya Al Khaliq. Juga sebagaimana tak ada alasan bagi ku untuk memungkiri adanya getaran kegelisahan dalam bathinku tatkala aku melakukan perbuatan yang fitrahku mengenalnya sebagai dosa.

Hanya saja. Sanggupkah aku menghadapi itu? Saat di mana aku didudukkan di lubang yang gelap, kemudian datanglah kepada ku dua malaikat mengajukan pertanyaan: Siapa Rabb-mu, apa agamamu, dan siapa nabimu?
Sanggupkah aku menjawabnya? ...

Apa yang akan aku katakan, ketika ditanya tentang siapa Rabb-ku? Cukupkah kujawab: Rabb-ku adalah ALLAH? Semudah itukah menghadapi fitnah kubur? Rasanya tidak. Tidak akan semudah itu. Sebagaimana telah tertanamkan dalam jiwaku keyakinan akan adanya Engkau, tertanam pula keyakinan bahwa tidaklah segala sesuatu itu ada dan terjadi dengan sendirinya serta tanpa maksud dan tujuan.

Lantas bolehkah terlintas dalam benakku: “Mustahil aku akan tersesat dan terjatuh ke dalam kekufuran?” Bolehkah terucap lewat lisanku: “Keberhasilan yang aku peroleh adalah semata-mata hasil prestasiku?” Bolehkah aku beranggapan: “Bahwa tanda keridhoan-Mu adalah dengan terjadinya apa yang terjadi atau berlakunya apa yang hendak aku lakukan?”

Sungguh tak mungkin aku mengatakan: “Alangkah kejamnya Engkau, membiarkan seorang bayi lahir dalam keadaan cacat. Alangkah tak adilnya Engkau, membiarkan pelaku maksiat sejahtera bermandikan kesenangan, sedangkan mereka yang tha’at dalam keadaan miskin berlumurkan kesengsaraan.” Sungguh tak mungkin aku mengatakannya. Namun, mengapa sering bathin ini protes manakala aku tertimpa musibah atau doaku tak kunjung terkabul?

Ya, ALLAH. Ternyata tak ada jalan untuk mengenal Mu kecuali melalui diri-Mu. Kalau bukan karena hidayah-Mu, sungguh akan tertanam dalam batinku, terucap dari lisanku, dan terwujud lewat perbuatanku segala yang bertentangan dengan kekuasaan-Mu, bertentangan dengan hak-Mu untuk diibadahi, serta bertentangan dengan kemuliaan nama-nama dan sifat-sifat- Mu. Maka, sudahkah aku mengenal segala kekuasaan-Mu dan mengakui keesaan-Mu dalam hal mencipta, memiliki, dan mengatur alam semesta ini?

Kemudian, apa yang akan aku katakan ketika ditanya tentang apa agamaku? Cukupkah kujawab: Agamaku Islam? Semudah itukah menghadapi fitnah kubur? Rasanya tidak. Tidak akan semudah itu. Sebagaimana telah tertanam di dalam jiwaku keyakinan akan kesempurnaan agama ini, tertanam pula keyakinan bahwa agama ini disampaikan kepada manusia agar mereka memperoleh kemudahan dan kebahagiaan hidup di dunia -sebelum di akhirat kelak tentunya-.

Lantas bolehkah terlintas dalam benakku: “Agama ini tidak realistis, kurang membumi?” Bolehkah terucap lewat lisanku: “Jaman sekarang ini jangankan mencari yang halal, mencari yang haram saja susah?” Bolehkah aku beranggapan: “Semua agama itu baik?”

Sungguh tak mungkin aku mengatakan: “Alangkah enaknya menjadi orang-orang kafir di muka bumi ini, alangkah kunonya agama ini, dan alangkah sempit serta terbatasnya ruang ibadah yang tersedia di sana.” Sungguh tak mungkin aku mengatakannya. Namun mengapa sering bathin ini protes manakala terasa dunia dan segala suguhannya tak memihak kepada ku? Mengapa bathin ini diam saja dan tak sedikitpun tergerak untuk membenci mereka yang menghujat agama ini?

Ya, ALLAH. Kalau bukan karena hidayah-Mu; sungguh akan tertanam di dalam bathinku, terucap dari lisanku, dan terwujud lewat perbuatanku segala yang bertentangan dengan agama yang mulia ini. Bahkan boleh jadi aku tak mengenal agama ini sebagaimana ia diperkenalkan oleh pembawanya. Boleh jadi aku tak mengenal keseluruhan aturan yang ada di dalam nya. Dan boleh jadi aku telah terjatuh ke dalam perbuatan yang telah mengeluarkan aku dari nya.

Kemudian, apa yang akan aku katakan ketika ditanya tentang siapa nabiku? Cukupkah kujawab: Nabiku Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam? Semudah itukah fitnah kubur? Rasanya tidak. Tidak akan semudah itu. Sebagaimana telah tertanam keyakinan dalam bathinku tentang kemuliaan akhlaqnya, sifat amanahnya, dan kejujurannya; tertanam pula keyakinan bahwa dialah Shallallahu 'Alaihi Wasallam teladan terbaik bagi umat manusia.

Lantas bolehkah terlintas dalam benakku: “Ada jalan untuk mendekatkan diri kepada ALLAH Subhanahu Wa Ta’ala selain dari yang telah dicontohkan oleh beliau Shallallahu 'Alaihi Wasallam?” Bolehkah terucap lewat lisanku: “Memelihara jenggot itu jorok, menjilat-jilati jari sehabis makan itu juga jorok, dan poligami itu jahat?” Bolehkah aku beranggapan: “Mengikuti Sunnahnya itu tidak wajib?”

Sungguh tak mungkin aku mengatakan: “Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam lupa menyampaikan ini dan itu. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam sengaja menyembunyikan risalah atau Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam tidak mengetahui apa yang baik bagi umatnya.” Sungguh tak mungkin aku mengatakannya. Namun mengapa sering bathin ini protes dan merasa berat dengan apa yang telah ia tetapkan dan contohkan? Mengapa akal dan hawa nafsu ini sering merasa lebih tahu -tentang baik dan buruk- ketimbang beliau Shallallahu 'Alaihi Wasallam?

Ya, ALLAH. Kalau bukan karena hidayah-Mu; sungguh akan tertanam di dalam bathinku, terucap dari lisanku, dan terwujud lewat perbuatanku berbagai pengingkaran terhadap kenabian dan kerasulan Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Boleh jadi itu bermula dari acuh tak acuhnya aku untuk mengenal nama-nama dan nasab beliau Shallallahu 'Alaihi Wasallam dan dari kurang minatnya aku membaca serta mempelajari riwayat hidupnya. Akhirnya butalah aku akan sunnah-sunnahnya dan tak mengertilah aku akan misi risalahnya. Dan jadilah aku orang yang hanya ikut-ikutan menyebut namanya tanpa memahami pertanggungjawabann ya.

Sanggupkah aku menjawabnya? ...

Sungguh, aku akan berhadapan dengan pertanyaan yang jawabnya tak cukup di lisan, tetapi dari dalam keyakinan dan dibuktikan oleh perbuatan. Bukan hasil dari menghafal, tetapi dari beramal. Tak ada yang sanggup menuntun aku untuk menjawabnya kelak kecuali Engkau, Ya ALLAH. Aku tahu itu dan aku yakin, sebagaimana telah Engkau janjikan:

يُثَبِّتُ اللّهُ الَّذِينَ آمَنُواْ بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الآخِرَةِ

“ALLAH meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat...” (Ibrahim: 27)

MALAM PERTAMA BERSAMA ??

Apa kabar sahabatku... ??
Lama nian kita tak jumpa dan tak bertegur sapa
Saya yakin bukan karena kebencian diantara kita
Sayapun yakin bukan karena apa - apa...
Tapi rutinitas kesibukan yang tlah menjebak kita

Satu hal sebagai bahan renungan kita...
Tuk merenungkan indahnya malam pertama
Tapi bukan malam penuh kenikmatan duniawiah semata
Bukan malam pertama masuk ke peraduan Adam dan Hawa

Justeru malam pertama perkawinan kita dengan Sang
Mauuut
Sebuah malam yang meninggalkan isak tangis sanak
saudara
Hari itu...mempelai sangat dimanjakan
Mandipun...harus dimandikan
Seluruh badan kita terbuka....
Tak ada sehelai benangpun menutupinya. .
Tak ada sedikitpun rasa malu...
Seluruh badan digosok dan dibersihkan
Kotoran dari lubang hidung dan anus dikeluarkan
Bahkan lubang - lubang itupun ditutupi kapas putih...
Itulah sosok kita....
Itulah jasad kita waktu itu

Setelah dimandikan.. .,
Kitapun kan dipakaikan gaun cantik berwarna putih Kain
itu ...jarang orang
memakainya..
Karena bermerk sangat terkenal bernama Kafan Wewangian
ditaburkan ke baju
kita...
Bagian kepala..,badan. .., dan kaki diikatkan
Tataplah.... tataplah. ..itulah wajah kita
Keranda pelaminan... langsung disiapkan
Pengantin bersanding sendirian...

Mempelai di arak keliling kampung bertandukan tetangga
Menuju istana
keabadian sebagai simbol asal usul kita
Diiringi langkah gontai seluruh keluarga Serta rasa
haru para handai
taulan
Gamelan syahdu bersyairkan adzan dan kalimah kudus
Akad nikahnya bacaan talkin...
Berwalikan liang lahat..
Saksi - saksinya nisan-nisan. .yang tlah tiba duluan
Siraman air
mawar..pengantar akhir kerinduan

dan akhirnya.... .
Tiba masa pengantin..
Menunggu dan ditinggal sendirian...
Tuk mempertanggungjawab kan seluruh langkah kehidupan

Malam pertama bersama KEKASIH..
Ditemani rayap - rayap dan cacing tanah
Di kamar bertilamkan tanah..
Dan ketika 7 langkah tlah pergi....
Kitapun kan ditanyai oleh sang Malaikat...
Kita tak tahu apakah akan memperoleh Nikmat Kubur...
Ataukah kita kan memperoleh Siksa Kubur.....
Kita tak tahu...dan tak seorangpun yang tahu....
Tapi anehnya kita tak pernah galau ketakutan... .
Padahal nikmat atau siksa yang kan kita terima
Kita sungkan sekali meneteskan air mata...
Seolah barang berharga yang sangat mahal...

Dan Dia Kekasih itu..
Menetapkanmu ke syurga.. Atau melemparkan dirimu ke
neraka..
Tentunya kita berharap menjadi ahli syurga...
Tapi....tapi ....sudah pantaskah sikap kita selama
ini...
Untuk disebut sebagai ahli syurga ?????????

Sahabat...mohon maaf...jika malam itu aku tak
menemanimu
Bukan aku tak setia...
Bukan aku berkhianat.. ..
Tapi itulah komitmen azali tentang hidup dan kehidupan
Tapi
percayalah.. .aku pasti kan mendo'akanmu. ..
Karena ...aku sungguh menyayangimu. ..
Rasa sayangku padamu lebih dari apa yang kau duga
Aku berdo'a...semoga kau jadi ahli syurga. Amien

Sahabat..... , jika ini adalah bacaan terakhirmu Jika
ini adalah renungan
peringatan dari Kekasihmu Ambillah hikmahnya... ..
Tapi jika ini adalah salahku...maafkan aku....
Terlebih jika aku harus mendahuluimu. ...
Ikhlaskan dan maafkan seluruh khilafku
Yang pasti pernah menyakiti atau mengecewakanmu. ....
kalau tulisan ini ada manfaatnya.. ..
Silakan di print ou dan kau simpan sebagai renungan...
Siapa tahu ...suatu saat kau ingat padaku Dan...aku
tlah di alam lain....
Satu pintaku padamu...
Tolong do'akan aku....-

Kamis, 30 April 2009

PESAN YANG INDAH

Rasulullah Sallallahu Alayhi Wasallam Pernah Berpesan Ke Abdullah Bin Umar Radiyallahu Anhuma Sambil Memangang Pundak Iparnya Ini :
" Jadilah engkau didunia ini seperti orang asing atau bahkan seperti orang yang sekedar lewat ( musafir ) ". ( HR . Al- Bukhari )

Ibnu Baththal Rahimahullah Menjelaskan berkenaan dengan hadist Ibnu Umar diatas " dalam hadist ini terdapat isyarat untuk mengutamakan sifat zuhud dalam kehidupan dunia dan mengambil perbekalan secukupnya sebagaimana musafir tidak membutuhkan bekal lebih daripada apa yang dapat mengantarkannya sampai ke tujuan, demikian pula seorang mu,min di dunia ini ia tidak butuh lebih dari pada apa yang dapat menyampaikannya ke tempat akhirat .

Al - Imam An - Nawawi Rahimahullah Berkata memberikan penjelasan terhadap hadist ini " Janganlah engkau condong kepada dunia, jangan engakau jadikan dunia sebagai tanah air ( tempat menetap , dan jangan pula pernah terbetik di jiwamu untuk hidup kekal di dalamnya, jangan engkau terpaut kepada dunia kecuali sekedar terkaitnya seorang asing pada selain tanah airnya, dimana dia ingin segera tinggalkan negeri asing tersebut guna kembali kepada keluarganya .

Duhai Saudaraku marilah kita renungkan nasehat yang berharga ini , nasehat dari utusan Allah Yaitu Rasulullah Sallallahu Alayhi Wasallam .

Selasa, 28 April 2009

AS ALUUNII ....

(Tanyakanlah kepadaku, wahai saudaraku!)
Tanyakanlah kepadaku tentang Rabbku
Niscaya akan kuterangkan perihal-Nya kepadamu
Dialah Allah ‘Azza wa Jalla, tiada ilah yang berhak disembah melainkan Dia
Maka janganlah engkau persekutukan Dia dengan apapun jua
Janganlah engkau cinta kecuali engkau telah mendahulukan cinta kepada-Nya
Janganlah engkau taat kecuali engkau telah mendahulukan taat kepada-Nya
Janganlah engkau perbuat sesuatu melainkan engkau yakinkan dirimu akan ridha-Nya
Dialah Allah ‘Azza wa Jalla, yang telah mengaruniakan bagi dirimu kesempurnaan
Maka tundukkanlah dirimu dengan kesyukuran kepada-Nya
Agar engkau merasa cukup atas apa yang telah diqadar-Nya untukmu
Dan agar engkau tidak mengira kesempurnaan itu milikmu
Dialah Allah ‘Azza wa Jalla, yang memberikan hidayah bagi siapa yang dikehendaki-Nya
dan membiarkan tersesat siapa yang dikehendaki-Nya
Maka mohonkanlah kepadanya petunjuk agar engkau senantiasa dibimbing-Nya
dan mohonkanlah keselamatan di sisi-Nya.
Tanyakanlah kepadaku tentang panutanku
Niscaya akan kuterangkan perihalnya kepadamu
Dialah Muhammad Rasulullah, kesejahteraan dan keselamatan senantiasa menyertainya
Engkau tidak akan mendapati ketinggian pribadi melainkan pada dirinya
Elok parasnya, mulia akhlaknya dan amat lembut hatinya
Sayang kepada anak yatim dan santun kepada faqir miskin
Dicinta para sahabatnya dan disegani oleh lawannya
Dialah Muhammad al-Ma’shum, terpelihara dirinya dari dosa dan cela
Tiada seorangpun yang mendengar ucapannya melainkan akan membenarkannya
Karena ia adalah seorang yang jujur lagi terpercaya
Tiada yang dikatakannya melainkan telah dilakukannya
Mencintai ummat melebihi dirinya.
Tanyakanlah kepadaku tentang pedomanku
Niscaya akan kuterangkan perihalnya kepadamu
Yaitu Al-Quran dan As-Sunnah, yang diturunkan dari sisi Ar-Rahman
Yang tak akan tersesat selamanya siapa yang menjadikan keduanya pegangan
Padanya terkandung petunjuk yang akan mengantarkan pada keselamatan
Janganlah engkau jadikan ia sekedar hiasan atau pemanis lisan
Dan jangan pula engkau menjadikannya sebagai sesuatu yang dipertentangkan
Cukuplah kecelakaan bagi mereka yang tidak beriman yang menjadikannya bahan olokan.
Tanyakanlah kepadaku tentang jalanku
Niscaya akan kuterangkan perihalnya kepadamu
Yaitu dakwah dan jihad, yang akan menempatkanmu pada satu di antara dua kebaikan
Hidup dalam kemuliaan atau mati dalam kesyahidan
Dia adalah jalan yang panjang dan penuh cobaan
Tak ada yang sanggup bertahan melainkan yang beriman dan penuh kesabaran
Dia adalah jalan orang-orang yang mulia
Jalan para nabi dan syuhada
Jalan yang telah dijaminkan surga bagi siapa yang menempuhnya
Maka sekiranya banyak yang melaluinya, pastikan engkau salah satu di antaranya
Sekiranya sedikit yang melaluinya, tetap pastikan engkau salah satu di antaranya
Sekiranya hanya seorang yang melaluinya, pastikan engkaulah orangnya.

WAL AAN, ANA ASALUKUM

Dan sekarang, aku yang bertanya kepadamu)
Wahai saudaraku..sekarang aku bertanya kepadamu
Tidakkah engkau ridha Allah sebagai Rabbmu??
Lalu mengapa engkau masih meduakan-Nya?
Mungkin engkau tidak beribadah kepada selain-Nya
Tapi engkau masih saja sibuk dengan urusanmu sehingga mengabaikan hak-Nya
Engkau masih mencintai yang lain melebihi Dia
Engkau masih taat pada selain-Nya padahal engkau sadar telah mendurhakai-Nya
Wahai saudaraku...sekarang aku bertanya kepadamu
Bagaimana pendapatmu tentang orang yang tidak tahu berterimakasih?
Tentu engkau tidak menyukainya
Lalu mengapa engkau masih bermaksiat kepada-Nya?
Sementara Dia tetap memberikan karunia-Nya untukmu
Wahai saudaraku..sekarang aku bertanya kepadamu
Tidak sukakah engkau Muhammad sebagai Nabi dan Rasul bagimu??
Lalu mengapa engkau tidak memuliakannya?
Mungkin engkau tidak menghinanya
Tapi engkau masih saja sibuk dengan urusanmu sehingga mengabaikan haknya
Engkau masih mengambil yang lain sebagai panutanmu
Dan engkau lalaikan sunnah-sunnahnya
Wahai saudaraku..sekarang aku bertanya kepadamu
Bagaimana pendapatmu tentang orang yang mencintaimu melebihi dirinya?
Tentu engkau juga akan mencintainya
Lalu mengapa engkau masih menganggap remeh anjurannya?
Sementara ia telah meneteskan darah untuk keselamatanmu
Wahai saudaraku..sekarang aku bertanya kepadamu
Tidak yakinkah engkau Al-Quran dan As-Sunnah yang akan menyelamatkanmu??
Lalu mengapa engkau tidak menempatkannya dalam hatimu?
Mungkin engkau tidak melemparkannya ke belakangmu
Tapi engkau masih saja sibuk dengan urusanmu sehingga mengabaikan haknya
Engkau lebih suka menghabiskan waktumu membaca yang lain daripada membacanya
Dan engkau lebih mengutamakan rujukan selainnya
Wahai saudaraku..sekarang aku bertanya kepadamu
Bagaiman pendapatmu tentang orang buta yang berjalan tanpa bimbingan?
Tentu ia akan mudah tersesat atau bahkan celaka
Lalu mengapa engkau tidak mempelajari dan mentadaburinya?
Sementara dunia membutakan matamu dengan kefanaan
Wahai saudaraku..sekarang tanyakanlah kepada dirimu
Apakah engkau akan hidup di dunia ini selamanya??
Lalu mengapa engkau tidak persiapkan dirimu sekarang juga?
Engkau masih saja sibuk dengan urusanmu sehingga lupa dengan akhiratmu

Senin, 27 April 2009

NASEHAT DARI SEORANG TEMAN

Barang siapa yang meninggalkan sesuatu karna Allah, Insyallah Allah gantikan yang lebih baik dari yang ia tinggalkan itu .
Duhai sahabatku peganglah nasehat ini .....

Minggu, 12 April 2009

BINGKISAN BUAT CALON ISTRI


Kepada Calon Istriku...

Assalammu'alaikum Wr. Wb....

Apa kabar calon istriku? Hope u well and do take care... Allah selalu bersama kita.

Calon Istriku...
Masihkah menungguku.. .? Hm... menunggu, menanti atau whateverlah yang sejenis dengan itu kata orang membosankan. Benarkah?! Menunggu... hanya sedikit orang yang menganggapnya sebagai hal yang 'istimewa'. Dan bagiku, menunggu adalah hal istimewa. Karena banyak manfaat yang bisa dikerjakan dan yang diperoleh dari menunggu. Membaca, menulis, diskusi ringan, atau hal lain yang bermanfaat.

Menunggu bisa juga dimanfaatkan untuk mengagungkan- Nya, melihat fenomena kehidupan di sekitar tempat menunggu, atau sekadar merenungi kembali hal yang telah terlewati. Eits, bukan berarti melamun sampai angong alias ngayal dengan pikiran kosong. Karena itu justru berbahaya, bisa mengundang makhluk dari 'dunia lain' masuk ke jiwa.

Banyak hal lain yang bisa kau lakukan saat menunggu. Percayalah bahwa tak selamanya sendiri itu perih.

Bahwa di masa penantian, kita sebenarnya bisa lebih produktif. Mumpung waktu kita masih banyak luang. Belum tersita dengan kehidupan rumah tangga. Jadi waktu kita untuk mencerahkan ummat lebih banyak. Karena permasalahan ummat saat ini pun makin banyak.

Karenanya wahai bidadari dunia...
Maklumilah bila sampai saat ini aku belum datang. Bukan ku tak ingin, bukan ku tak mau, bukan ku menunda. Tapi persoalan yang mendera bangsa ini kian banyak dan kian rumit. Begitu banyak anak tak berdosa yang harus menderita karena busung lapar, kurang gizi, lumpuh layuh hingga muntaber. Belum lagi satu per satu kasus korupsi tingkat tinggi yang membuktikan bahwa negeri ini 'sarang tikus'.

Ditambah lagi bencana demi bencana yang melanda negeri ini. Meski saat ini hidup untuk diri sendiri pun rasanya masih sulit. Namun seperti seorang ustadz pernah mengatakan bahwa hidup untuk orang lain adalah sebuah kemuliaan. Memberi di saat kita sedang sangat kesusahan adalah pemberian terbaik. Bahwa kita belumlah hidup jika kita hanya hidup untuk diri sendiri.

Calon Istriku...
Percayalah padaku aku pun rindu akan hadirmu. Aku akan datang, tapi mungkin tidak sekarang. Karena jalan ini masih panjang. Banyak hal yang menghadang. Hatiku pun melagu dalam nada angan. Seolah sedetik tiada tersisakan. Resah hati tak mampu kuhindarkan. Tentang sekelebat bayang, tentang sepenggal masa depan. Karang asaku tiada ' kan terkikis dari panjang jalan perjuangan hanya karena sebuah kegelisahan. Lebih baik mempersiapkan diri sebelum mengambil keputusan. Keputusan besar untuk datang kepadamu.

Calon Istriku...
Jangan menangis, jangan bersedih, hapus keraguan di dalam hatimu. Percayalah padaNYA, Yang Maha Pemberi Cinta, bahwa ini hanya likuan hidup yang pasti berakhir. Yakinlah saat itu pasti ' kan tiba.

Tak usah kau risau karena makin memudarnya kecantikanmu. Karena kecantikan hati dan iman yang dicari. Tak usah kau resah karena makin hilangnya aura keindahan luarmu. Karena aura keimananlah yang utama. Itulah auramu yang memancarkan cahaya syurga. Merasuk dan menembus relung jiwa.

Wahai perhiasan terindah...
Hidupmu jangan kau pertaruhkan. Hanya karena kau lelah menunggu. Apalagi hanya demi sebuah pernikahan. Karena pernikahan tak dibangun dalam sesaat, tapi ia bisa hancur dalam sedetik. Seperti Kota Iraq yang dibangun berpuluh tahun, tapi bisa hancur dalam waktu sekian hari.

Jangan pernah merasa, hidup ini tak adil. Kita tak akan pernah bisa mendapatkan semua yang kita inginkan dalam hidup. Pasrahkan inginmu sedalam kalbu pada tahajjud malammu. Bariskan harapmu sepenuh rindumu pada istikharah di shalat malammu. Pulanglah padaNYA, ke dalam pelukanNYA. Jika memang kau tak sempat bertemu diriku, sungguh itu karena dirimu begitu mulia, begitu suci. Dan kau terpilih menjadi ainul mardhiyah di jannahNYA.

Calon Istriku...
Skenario Allah adalah skenario terbaik. Dan itu pula yang telah Ia skenariokan untuk kita. Karena Ia sedang mempersiapkan kita untuk lebih matang merenda hari esok seperti yang kita harapkan nantinya. Untuk membangun kembali peradaban ideal seperti cita kita.

Calon istriku...
Ku tahu kau merinduiku, bersabarlah saat indah ' kan menjelang jua. Saat kita akan disatukan dalam ikatan indah pernikahan. Apa kabarkah kau di sana ? Lelahkah kau menungguku berkelana, lelahkah menungguku kau di sana ? Bisa bertahankah kau di sana , tetap bertahanlah kau di sana . Aku akan segera datang, sambutlah dengan senyum manismu. Bila waktu itu telah tiba, kenakanlah mahkota itu, kenakanlah gaun indah itu. Masih banyak yang harus kucari, 'tuk bahagiakan hidup kita nanti...

Calon istriku...
Malam ini terasa panjang dengan air mata yang mengalir. Hatiku terasa kelu dengan derita yang mendera, kutahan derita malam ini sambil menghitung bintang. Cinta membuat hati terasa terpotong-potong. Jika di sana ada bintang yang menghilang, mataku berpendar mencari bintang yang datang. Bila memang kau pilihkan aku tunggu sampai aku datang.

Ku awali hariku dengan tasbih, tahmid dan shalawat. Dan mendo'akanmu agar kau selalu sehat, bahagia, dan mendapat yang terbaik dari-Nya. Aku tak pernah berharap kau ' kan merindukan keberadaanku yang menyedihkan ini. Hanya dengan rasa rinduku padamu, kupertahankan hidup. Maka hanya dengan mengikuti jejak-jejak hatimu, ada arti kutelusuri hidup ini. Mungkin kau tak pernah sadar betapa mudahnya kau 'tuk dikagumi. Akulah orang yang ' kan selalu mengagumi, mengawasimu, menjagamu dan mencintaimu.

Calon Istriku...
Saat ini ku hanya bisa mengagumimu, hanya bisa merindukanmu. Dan tetaplah berharap, terus berharap. Berharap aku ' kan segera datang. Jangan pernah berhenti berharap. Karena harapan-harapanlah yang membuat kita tetap hidup.

Bila kau jadi istriku kelak, jangan pernah berhenti memilikiku dan mencintaiku hingga ujung waktu. Tunjukkan padaku kau ' kan selalu mencintaiku. Hanya engkau yang aku harap. Telah lama kuharap hadirmu di sini. Meski sulit harus kudapatkan. Jika tidak kudapat di dunia, ' kan kukejar sang ainul mardhiyah yang menanti di syurga.

Ku akui cintaku tak hanya hinggap di satu tempat, aku takut mungkin diriku terlalu liar bagimu. Namun sejujurnya, semua itu hanyalah persinggahan egoku, pelarian perasaanku dan sikapmu telah meluluhkan jiwaku. Waktu pun terus berlalu dan aku kian mengerti apa yang akan ku hadapi dan apa yang harus kucari dalam hidup.

Kurangkai sebuah tulisan sederhana ini untuk dirimu yang selalu bijaksana. Aku goreskan syair sederhana ini, untuk dirimu yang selalu mempesona. Memahamiku dan mencintaiku apa adanya. Semoga Allah kekalkan nikmat ini bagiku. Semoga...

Kau terindah di antara bunga yang pernah aku miliki dahulu
Kau teranggun di antara dewi yang pernah aku temui dahulu
Kau berikan tanda penuh arti yang tak bisa aku mengerti
Kau bentangkan jalan penuh duri yang tak bisa aku lewati
Begitu indah kau tercipta bagi Adam
Begitu anggun kau terlahir sebagai Hawa
Kau terindah yang pernah kukagumi meski tak bisa aku miliki
Kau teranggun yang pernah kutemui meski tak bisa aku miliki
(Dewi Khayalan - Daun Band)

Ya Allah... ringankanlah, kerinduan yang mendera. Kupanjatkan sepotong doa setiap waktu, karena keinginan yang menyeruak di dalam diriku.
Ya Allah... ampuni segala kesilafan hamba yang hina ini ringankan langkah kami. Beri kami kekuatan dan kemampuan tuk melengkapkan setengah dien ini, mengikuti sunnah RasulMu jangan biarkan hati-hati kami terus berkelana tak perpenghujung yang hanya sia-sia dengan waktu dan kesempatan yang telah Engkau berikan.

Wassalamu'alaikum.

Penuh Cinta Selalu Untuk Selamanya,